Sejarah telah menugasi dirinya untuk menilai masa lalu dan untuk menyusun catatan demi kemaslahatan masa depan. Menunjukkan hal-hal yang belum ditunjukkan oleh catatan yang sekarang ada; tugas semata-mata untuk menunjukkan apa yang senyatanya terjadi
Frase diatas merupakan tulisan Ranke pada bukunya yang berjudul History of The Latin and Teutonic Nations, dimana dia sangat berharap bahwa sejarah merupakan sebuah catatan kebenaran yang diambil dari hieroglyph suci dan pertarungan antar perspektif dan fakta. Marnie-Hughes Warrington dalam buku 50 Tokoh Penting Dalam Sejarah   malah menyebut Ranke sebagai seorang sejarawan tanpa warna, dimana   tidak terdapat emosi dalam tulisan-tulisannya serta sangat obyektif,   walaupun mengenai obyektifitas Ranke ini masih diperdebatkan oleh para   sejarawan.
Sang   sejarawan Jerman ini dikenal sebagai bapak penulisan sejarah, karena   prinsip kritik sumber yang beliau perkenalkan kepada dunia luar. Selain   itu dunia mengenal beliau sebagai ilmuwan sejarah yanng melahirkan   karya-karya brilian antara lain Geschite der Romanischen und   Germanischen Volker von 1494 bis 1514 (History of The Latin and Teutonic   Nations from 1494 to 1514), Die römischen Päpste in den letzen vier Jahrhunderten (The Roman Popes in the Last Four Centuries), Hardenberg und die Geschichte des preussischen Staates von 1793 bis 1813 (Hardenberg and the History of the Prussian State from 1793 to 1813), dan Weltgeschichte - Die Römische Republik und ihre Weltherrschaft (World history: the Roman Republic and its world rule).
  
Masa Muda 
Leopold   Ranke dilahirkan di Wiehe pada 21 Desember 1795 dalam sebuah keluarga   penganut Lutheran yang taat. Sang ayah, Gottlob Israel Ranke adalah   seorang pengacara, sementara apabila ditelusuri lebih jauh, nenek moyang   Ranke dikenal sebagai pejabat yang berada di kementrian agama. Leopold   mengawali studinya di Dondorf, lalu ia melanjutkan ke sebuah sekolah   swasta yang cukup terkenal di Pforta (Gymnasium of Schulpforta). Pada   tahun 1814 ia melanjutkan studinya di Universitas Leipzig, dengan fokus   pada ilmu sejarah dan teologi Lutheran. Sebagai mahasiswa ia sangat   menggemari tulisan-tulisan Tuchydides, Livy, Dionysus, Goethe, dan Kant.   Ia juga menunjukkan minatnya pada sejarah modern dimana sebenarnya itu   lebih karena ketidakpuasannya akan buku sejarah yang hanya memberikan   sumber mentah tanpa ada kajian lebih mendalam terhadap sumber tersebut.
Bapak Sejarah Modern
Kebenciannya   terhadap buku teks membuatnya terobsesi untuk segera lulus dan   mengembangkan ilmu sejarah modern. Ia segera menamatkan studinya dan   mengajar sejarah di Friedrich Gymnasium di Frankfurt. Pada masa inilah   ia benar-benar menghabiskan waktunya untuk berkutat dengan pengembangan   ilmu sejarah modern yang lebih profesional sekalian mencari makna akan   ketuhanan melalui bidang sejarah. Usaha pertamanya ini menghasilkan   sebuah buku yang sangat fenomenal, yaitu Geschite der Romanischen und Germanischen Volker von 1494 bis 1514 (History of The Latin and Teutonic Nations from 1494 to 1514)   yang terbit pada tahun 1824. Di buku ini ia menuliskan mengenai   persatuan enam bangsa dibawah Kerajaan Crolingia melalui tiga periode   besar Eropa, yaitu masa migrasi besar-besaran, masa perang salib, dan   masa kolonisasi.
Dengan   kemampuan sejarah dan filologi-nya, Ranke memperkenalkan sebuah metode   kritik sumber dalam penulisan buku sejarah pertamanya. Dalam   penulisannya ia mengklaim bahwa ia tidak hanya memasukkan fakta mentah,   tetapi juga tulisan-tulisan yang bersifat pribadi seperti catatan  harian  hingga dokumen resmi pemerintah ia masukkan ke dalam bukunya.  Metode  kritik sumber ia terapkan sehingga mahakarya Geschite der Romanischen und Germanischen Volker von 1494 bis 1514 dapat  lahir dari tangannya.Buku  pertamanya ini langsung membuka akses untuk  mengembangkan studinya  lebih lanjut. Menteri Pendidikan Kerajaan  Prussia saat itu, Karl Albert  Kamptz, memberikan sebuah jabatan di  Universitas Berlin. Jabatan ini  memberinya keleluasaan dalam  pengembangan studi sejarah klasik dan  metode penulisan sejarah modern  yang dipakainya. Tetapi, di Universitas  Berlin, Ranke terlibat  perselisihan intelektual antara pendukung Savigny  dan pendukung Hegel.  Sebuah pertentangan intelektual mengenai  perspektif sejarah, dimana  Savigny menekankan bahwa sejarah terbagi  menjadi beberapa jenis  pengalaman individu (beberapa jenis periode),  sementara Hegel  menganggap bahwa sejarah adalah kisah yang universal  (satu jenis  periode). Dalam hal ini Ranke mendukung ide Savigny dan  mengkritisi  para Hegelian (pengikut Hegel). 
Selain itu, pekerjaannya sebagai editor dalam jurnal Historisch-Politische Zeitschrift   membawanya lebih dalam untuk menuangkan pemikiran-pemikiran dan   gagasannya dalam pengembangan penulisan sejarah modern. Ranke adalah   seorang konservatif, sehingga ia menyerang pemikiran kaum liberalis   melalui jurnal-jurnal tersebut. Hal yang paling ia tekankan adalah tidak   perlunya sebuah revolusi terjadi di Prussia, karena Prussia bukan   Perancis. Ia mengemukakan bahwa Tuhan telah menciptakan karakter khusus   bagi sebuah negara beserta masyarakatnya, dan rakyat harus berusaha   sekuat tenaga untuk mentradisikan karakter khas negaranya. Dalam hal ini   ia sepakat dengan Hegel mengenai sebuah negara haruslah memiliki   ideologi sendiri dan tidak tunduk terhadap pemikiran (ideologi)   eksternal. Negara haruslah membentengi diri dari pengaruh-pengaruh luar.
Tahun 1834 ia melahirkan sebuah karya yang berjudul Die römischen Päpste, ihre kirche und ihr Staat im sechzehnten und siebzehnten Jahrhundert (History of the Popes, their Church and State).   Ia tidak memakai sumber arsip-arsip di Vatikan (karena sebagai seorang   Protestan ia dilarang menggunakan arsip-arsip tersebut), melainkan   dengan surat menyurat dan tulisan-tulisan pribadi mengenai Vatikan. Ia   menggunakan kembali metode kritik sumber dan mampu dengan baik   menjelaskan sejarah kepausan tersebut. Pihak Gereja Vatikan menganggap   bukunya tersebut sebagai buku yang anti-katolik, sementara orang-orang   Protestan menganggapnya terlalu netral. Tetapi buku ini mendapat   apresiasi positif dari berbagai kalangan. Sejarawan dunia langsung   mengakui kecanggihan metode Ranke dan ia mendapat banyak pujian   karenanya. Seorang ahli sejarah abad ke-16 dari Inggris, Lord Acton,   memberikan apresiasi dimana karya Ranke adalah karya yang paling   seimbang dalam penulisan sejarah gereja abad ke-16. 
Kenetralan   dan usaha-usaha untuk menyerang kaum reformis, liberalis, dan   demokratis ia tuangkan kembali dalam bukunya yang berjudul Deutsche Geschichte im Zeitalter der Reformation (History of the Reformation in Germany). Disini ia menjelaskan bahwa reformasi Jerman adalah akibat dari pertentangan antar kelompok politik dan agama. 
Lalu   pada tahun 1841 ia diangkat sebagai historiografer istana, dimana ia   mendedikasikannya dengan sebuah buku mengenai sejarah Prussia yang   berjudul Neun Bücher Preussischer Geschichte (Memoirs of the House of Brandenburg and History of Prussia, During the Seventeenth and Eighteenth Centuries). Buku   yang ditulisnya dalam periode 1847 hingga 1848 ini menyeretnya dalam   sebuah masalah, dimana ia digugat oleh para sejarawan kerajaan ke   pengadilan. Dalam buku ini ia ditekan oleh kaum nasionalis-Prussia   karena menulis mengenai Kerajaan Prussia hanya sebagai sebuah   negara-provinsial biasa dalam Kekaisaran Jerman, bukan sebagai kerajaan   penting dalam Kekaisaran.
Tahun   1865 nama Leopold Ranke dibersihkan dan dibebaskan dari segala   tuntutan. Ia sebelumnya juga sempat memberikan kuliah kepada pangeran   Maximilian, dimana ia menjelaskan hubungan kenetralan sejarah dengan   pencarian makna Tuhan. Pada tahun tersebut ia juga memperoleh gelar   kebangsawanan dari kerajaan berupa penyematan nama “von” di dalam   namanya. Lalu pada tahun 1884 ia menjadi anggota kehormatan American   Historical Association.
Leopold   von Ranke pensiun sebagai pengajar pada tahun 1871, tetapi pada masa   tuanya ia masih tetap saja menulis dan berkarya. Banyak buku yang ia   hasilkan setelah pensiun, dimana buku yang cukup fenomenal berjudul Weltgeschichte - Die Römische Republik und ihre Weltherrschaft (World history: the Roman Republic and its world rule) ia   terbitkan pada tahun 1886. Buku yang ia tulis sejak tahun 1880 ini   mengenai sejarah dunia yang ia mulai dari zaman Mesir Kuno dan Israel,   tetapi hingga kematiannya pada tahun 1886 ia hanya sanggup sampai abad   ke-12. Akhirnya buku ini dilanjutkan oleh mahasiswanya, Alfred Dove,   dengan menggunakan catatan-catatan Ranke sehingga mampu menyentuh tahun   1453 sebagai akhir penulisan sejarah dunia dalam buku tersebut.  Meskipun  seharusnya ke-universal-an sejarah menuntut Ranke untuk  menulis  mengenai zaman pra-sejarah, tetapi Ranke meminggirkannya karena   ketiadaan bukti dan fakta.
Kritik Sumber
Metode yang digunakan oleh Ranke ialah kritik sumber, hal ini berdasar pada prinsipnya akan wie es eigentlich gewesen   (sejarah yang sesungguhnya terjadi). Ia sangat membenci buku-buku teks   yang dianggapnya hanya merupakan kisah belaka dan pemaparan fakta   tunggal. Sebagai sejarawan, ia sangat berhati-hati dalam pemilihan   sumber dan membuang jauh-jauh segala pemikiran subyektifnya. Ia juga   memperkenalkan metode seminar sebagai metode pengajaran sejarah yang   efektif.
Sejarah   tanpa warna yang dihadirkan Ranke menuai berbagai tanggapan. Bagi   beberapa sejarawan yang tidak sependapat dengan Ranke mengemukakan bahwa   sejarah dapat hidup ketika hanya menghadirkan fakta (data) saja tanpa   ada pembandingan sumber dan perspektif, sementara bagi Ranke sejarah   adalah sebuah kebenaran yang harus mampu menunjukkan kehadiran peran   Tuhan di muka bumi. Oleh karena itu baginya sejarah itu lebih dari   sekedar fakta dan data. Sementara bagi generasi sejarawan sesudah Ranke,   kebanyakan sejarawan abad XIX menganggap bahwa prinsip Ranke adalah   prinsip yang naif dan membosankan dalam menghadirkan sejarah. 
Ranke   dalam penulisan buku-buku sejarahnya berusaha mencari sumber dari   berbagai golongan yang terlibat dalam objek peristiwa sejarah yang ia   tulis. Seperti dalam buku Die römischen Päpste in den letzen vier Jahrhunderten (The Roman Popes in the Last Four Centuries),   dimana ia dilarang mengambil sumber dari arsip Vatikan lalu ia   mengambil dari surat-surat pribadi, jurnal, dan buku-buku yang   sebelumnya menuliskan mengenai Vatikan. Lalu sumber-sumber tadi ia   benturkan dengan sumber-sumber lain dari golongan Protestan. Sehingga   buku ini mendapat apreisasi yang positif dari berbagai kalangan akan   kenetralannya.
Kenetralan   atau ketidak-berpihakan sejarawan menjadi alasan sebuah penulisan akan   sebuah peristiwa sejarah itu dianggap “benar”. Prinsip netralitas yang   dianut Ranke ini menjadi semangat para sejarawan untuk mengungkap  sebuah  kebenaran peristiwa. Sehingga prinsip sejarah sebagai  “pengadilan masa  lalu dan dipelajari di masa kini untuk kepentingan di  masa depan” dapat  berjalan dengan baik.
Daftar Pustaka
Hughes-Warrington, Marnie. 50 Tokoh Penting Dalam Sejarah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2008.
Wacana Nusantara: Penelitian Sejarah, Sumber Langka, dan Kelangkaan Sumber.
http://www.wacana-nusantara.org
Waktu akses: 19 Maret 2009, 01:22.
Age of The Sage: Leopold Von Ranke Historicism.
http://www.age-of-the-sage.org/history/historian/leopold_von_ranke
Waktu akses: 09 April 2009, 03:29.
Wikipedia, The Free Encyclopedia: Leopold Von Ranke.
http://en.wikipedia.org/wiki/leopold_von_ranke
Waktu Akses: 19 Maret 2009, 00:19
Dunia Esai: Dekolonisasi Historiografi.
http://www.duniaesai.com/sejarah
Waktu Akses: 19 Maret 2009, 00:32
 
0 komentar:
Posting Komentar