Laksamana  Piri Reis, Piri Reis lahir di Gallipoli, Turki, yang merupakan wilayah  pantai. Ia hidup ditahun 1465-1554 atau tahun 877-961 dalam kalender  Hijriyah. Nama aslinya, Muhiddin Piri. Ayahnya bernama Haci Mehmet,  Pamannya Laksamana terkenal Kemal Reis. Ia menghabiskan masa  kanak-kanak dan remaja bersama pamannya, Kemal Reis. Pamannya, yang  mendorong Piri mencintai laut, pelayaran dan ilmu kartografi, adalah  pelaut dan kapten kapal terkemuka di masa kekhalifahan Ottoman, Turki  sekarang ini.
Piri  Reis mengikuti jejak sang paman menjadi Pelaut, navigator dan  Kartografer (Ahli Pembuat Peta) terkemuka di abad 16 yang pada akhirnya  mewariskan peta dunia terlengkap yang pertama pada dunia. Yang juga  menandung banyak misteri.
Peta  usang yang mengagumkan tersebut sempat menghilang sekian ratus tahun.  Peta tersebut ditandatangani oleh Piri Reis sendiri bertanggal Muharam  919 Hijriyah atau 9 Maret – 7 April 1513  Masehi. Tapi sayangnya, Peta yang tertulis di atas kulit rusa tersebut  ditemukan hanya berupa cuplikan Peta berukuran 90 x 65 cm yang merupakan  bagian dari Peta Dunia yang utuh. Dan hanya bagian itulah yang  diketahui selamat hingga sekarang.
Dalam  sejarahnya, Peta ini dibuat secara manual dengan menggabungkan dan  menyamakan skala beberapa Peta di seluruh dunia yang ada pada saat itu  ditambah rekaman perjalanan Piri Reis yang mendatangi beberapa tempat di  dunia dalam tugasnya sebagai Laksamana Armada Perang Kerajaan Ottoman.  Sumber Peta Piri Reis di sebut-sebut berjumlah 34 buah yang  berbeda-beda. 20 Peta berasal dari zaman Alexander yang Agung, 8 Peta  karya ahli geografi muslim, 4 Peta Portugis dan 1 Peta hasil karya  Colombus.
Peta itu diringkas menjadi satu Peta Dunia versi Piri Reis. Ini  sesuai dengan pengakuan Piri Reis. “Di dalam abad ini (disaat Piri  hidup), Tak ada Peta seperti peta ini sebelumnya, dibuat dengan cara  menggabungkan keseluruhan peta menjadi satu skala. Saling melengkapi dan  saling mengkoreksi satu sama lain.. Maka hadirlah peta yang benar dan  yang dapat dipercaya..”
Kontroversi 
Sejak  pertama kali ditemukan, Peta Piri Reis selalu menjadi kontroversi  karena ke akuratan datanya yang menakjubkan yang memetakan  kawasan-kawasan asing dan misterius dimasanya. Sehingga beberapa  peneliti menyangsikan Piri Reis-lah yang membuat Peta tersebut. 
Arlington  T. Mallerey, pakar peta kuno, semula merasa bingung dengan peta karya  Piri Reis. Pasalnya, data geografis pada peta tersebut tak berada dalam  posisi yang tepat. Namun dengan bantuan US Navy Hydrographic Bureau,  Mallerey membuat sebuah grid dan mentransfer peta Piri Reis ke dalam  sebuah globe. Betapa terkejutnya ia karena peta tersebut ternyata sangat  akurat.
Potongan  Peta Dunia tersebut secara umum menggambarkan Pantai Barat Afrika,  Pantai Timur Amerika Selatan dan Garis Pantai Utara Antartika dengan  tingkat detail yang tinggi. Dalam goresannya bahkan Piri Reis  menambahkan ekologi dan kebudayaan pada tempat-tempat tersebut. Beberapa  fakta yang tidak bisa dikesampingkan adalah :
- Perbandingan jarak antara Pantai Timur Amerika Selatan dan Pantai Barat Afrika pada Peta Piri Reis sama dengan Peta Modern saat ini.
- Para ahli sepakat, beberapa tempat penting seperti Benua Antartika, baru ditemukan pada tahun 1818, berselang 300 tahun, dan baru di eksplorasi di abad 20. Sedangkan dalam Peta tersebut, Antartika telah berhasil digambarkan. Bahkan digambarkan sebagai “daratan yang memiliki tumbuhan.”
- Yang lebih menakjubkan tentang pemetaan antartika, Piri Reis bisa menggambarkan garis pantai Antartika yang secara Geologi, sejak 4000 tahun sebelum masehi hingga kini, Garis Pantai Antartika (terutama Pulau Queen Maud) sudah tertutup es hingga setebal 1 mil.
- Pada Peta itu pula digambarkan Pulau Aegea masih di atas air. Hal ini bertentangan dengan pendapat para ahli bahwa Pulau Aegea tidak pernah benar-benar ditemukan karena selalu berada di bawah permukaan air sejak akhir zaman es sekitar 4000 tahun sebelum masehi.
- Studi lanjutan dilakukan oleh Professor Charles H Hapgood dan Richard W Strachan. Mereka menemukan bahwa gambar karya Piri Reis kemungkinan merupakan gambar areal yang diprediksi hasil observasi dari ketinggian atau bahkan dari udara. Sungai, lembah, pegunungan, pulau dan padang pasir, digambarkan dengan akurasi yang tak lazim. Contohnya, Greenland direpresentasikan sebagai dua pulau yang berbeda. Kejanggalan ini akhirnya pupus setelah adanya konfirmasi dari para sekelompok Ilmuwan dari Perancis, yang melakukan ekspedisi kutub. Mereka menyatakan bahwa pada suatu waktu pernah terjadi gempa di kawasan tersebut yang membuat lapisan es merekah dan menghasilkan ruang pemisah.
Pada  tanggal 6 Juli 1960, Angkatan Udara Amerika Serikat melalui Letkol.  Harold Z. Ohlmeyer, Kepala Komando USAF, memberikan respon terhadap  permintaan khusus pada Prof. Charles H. Hapgood dari Keen College, yang  menjalankan analisa khusus terhadap Peta Piri Reis. Dalam surat  resminya, Pihak US Air Force mengatakan, Peta Piri Reis memiliki  keakuratan yang sama persis dengan hasil pemetaan garis pantai yang  dilakukan oleh Swedish-British Antartic Expedition tahun 1949 dengan  menggunakan peralatan canggih. Explorasi diteruskan pada abad 20 ketika  ketinggian Es sudah mencapai 1 mil dari di atas permukaan air. Hal ini  memunculkan tanda tanya besar, bagaimana Piri Reis mengetahuinya dengan  hanya dengan teknologi di tahun 1513.
Para  peneliti menduga Peta ini dibuat berdasarkan pencitraan dari atas  dengan teknologi yang tinggi dilihat dari keakuratan dan sistematika  pembuatannya. Dimana metoda itu mustahil dilakukan di abad ke 16 saat  Piri Reis hidup.
Beberapa Teori
Dari  fakta-fakta tersebut, berbagai teori bermunculan. Beberapa kelompok  mengatakan bukan Piri Reis yang membuat peta tersebut. Piri Reis  menemukan Peta tersebut lalu mengklaim menjadi miliknya, selanjutnya  Piri Reis melakukan ekspedisi untuk membuktikan ke akuratan Peta yang  dimilikinya dan membubuhkan tambahan-tambahan di beberapa bagian Peta.
Atau,  Piri Reis memang membuat Peta tersebut atas dasar kompilasi dari 34  peta-peta yang sudah ada seperti yang ia katakan. Akan tetapi Piri Reis  tetap merahasiakan Peta Kunci, Peta ke-35, yang menggambarkan  daerah-daerah tak terjamah, Garis pantai Antartika, dan tempat-tempat  menakjubkan yang belum terjelajahi. Pendukung teori ini berpendapat  masih ada Peta lain yang lebih lengkap yang menjadi panduan dan rujukan  utama Piri Reis untuk mengkompilasi menjadi Peta tersebut.Sebagian analis mengatakan bahwa peta Piri Reis berhipotesis tentang eksistensi benua selatan (Antartika). Sepertinya Piri Reis percaya bahwa benua selatan ini harud ada untuk mengimbangibenua-benua yang secara massif hadir di belahan bumi utara.
Bahkan  ada pula yang mengkaitkan Peta Piri Reis dengan UFO dan Alien yang  sampai sekarang keberadaannya masih menjadi kontroversi. Dipercaya UFO  memiliki peran penting dalam pembuatan Peta tersebut. Dengan asumsi  menggunakan teknologi yang jauh lebih maju yang mereka punyai, Peta ini  tidak mustahil dapat dibuat.
Terlepas  dari segala kontroversi pembuatan Peta tersebut, Piri Reis adalah orang  yang sangat berjasa dalam andilnya terhadap Peta tersebut. Tahun 1513,  Piri membuat buku dan peta mengenai navigasi, Kitab-I Bariye, sebuah  sumbangan peradaban Islam terhadap ilmu pengetahuan khususnya dibidang  kelautan dan pemetaan. Dalam catatan milik Piri Reis, tahun 1528, Piri  Reis membuat peta kedua yang ditujukan untuk memberikan informasi  terbaru bagi para pelaut dan navigator. Peta ini membuat informasi yang  mengagumkan ilmuwan modern saat ini dengan memuat informasi sangat rinci  mengenai Amerika, Lautan Atlantik, Eropa dan pantai-pantai Afrika yang  belum terjelajahi oleh Penjajah Eropa pada masanya.
 
0 komentar:
Posting Komentar