Perguruan tinggi menjadi hal baru bagi para lulusan SMA. Guna melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi, seorang calon mahasiswa terlebih dulu harus mengukur kemampuannya, termasuk menentukan bidang dan jenis program pendidikan yang diinginkan.
Bidang studi merupakan hal pertama yang harus diperhatikan para calon mahasiswa karena bakal ditekuni hingga lulus kuliah. Untuk memilih bidang studi, jangan ragu mencari informasi selengkapnya, termasuk kepada orangtua, teman maupun guru. Lebih baik lagi jika bertanya kepada orang telah terjun langsung ke dunia kerja di bidang yang diminatinya.
Tidak sedikit calon mahasiswa yang bingung memilih bidang studi. Apalagi, jika ada intervensi dari orangtua atau pihak lain yang memaksa agar memilih jurusan sesuai keinginan mereka, bukan mengutamakan minat ataupun bakat calon mahasiswa.
Dalam proses pemilihan jurusan atau program studi ada beberapa yang harus diperhatikan dengan seksama, mendalam, penuh perasaan dan penghayatan. Pimpinan lembaga bimbingan tes dan studi BIma, dr Robert Valentino, menyarankan calon mahasiswa mengutamakan minat dan kemampuannya. Hal yang sangat penting lainnya adalah pertimbangan biaya kuliah. "Bagi calon mahasiswa, sebaiknya bicarakan dulu dengan orang yang akan membiayai kuliah. Jangan sampai perkuliahan yang sudah dijalani terhenti karena terhambat keuangan," paparnya kepada Global di Medan, Jumat (11/3).
Robert mengemukakan, para siswa di bimbingan BIMA, sebelumnya akan diuji dulu kemampuannya terhadap bidang studi yang lebih menonjol, baik pelajar di tingkat awal maupun menjelang kelulusan sekolah. Bila keinginannya tidak sesuai dengan bakat dan ilmu yang dimiliki, maka pembimbing mengarahkannya ke jurusan sesuai kemampuan siswa. "Namun, jika masih ngotot dengan pilihannya, kita biasanya menawarkan pemberian bimbingan lebih intensif, sekaligus menggambarkan baik-buruknya,” sebutnya.
Ia menyatakan, penyampaian tentang kesiapan keadaan yang sebenarnya akan dihadapi jika pilihan jurusan tidak sesuai dengan keinginan dan bakat, penting sebagai bentuk tanggungjawab moral. Tujuannya agar siswa tidak rugi nantinya, baik dari keuangan maupun waktu agar jangan sia-sia. “Kami selalu menekankan agar pilihan tersebut bener-benar minat dan kemampuan yang dmiliki, bukan karena paksaan orang tua, atau pihak lain apalagi alasan karena pacar,” tuturnya.
Secara terpisah, Psikolog dari Universitas Medan Area (UMA), Irna Minauli, menyatakan, seorang pelajar maupun calon mahasiswa jangan ikut-ikutan memilih bidang studi. "Sesuaikan dengan minat dan kemampuan serta prosepek ke depannya. Selain itu, konsultasikan atau diskusikan dengan orangtua, terutama tentang biaya yang nanti akan dibebankan ke orangtua," sebutnya.
Ia tak memungkiri tren ikut-ikutan itu di kalangan calon mahasiswa saat menentukan pilihan jurusan. Padahal, kemampuan yang dimiliki tidak sama. "Hal ini tidak baik, sebab jika tidak mampu mengikuti pembelajaran, maka itu nantinya bisa merugikan diri sendiri,” tuturnya.
Irna juga mengimbau orang tua untuk tidak melakukan intervensi, mengingat yang menjalani pendidikan itu adalah anaknya. "Jika diminta, hendaknya sebatas memberikan saran atau arahan, tapi bukan sebagai penentu atau pengambil keputusan," tegas Irna.
Dikemukakannya, calon mahasiswa juga bisa memanfaatkan informasi dari berbagai sumber, baik perguruan tinggi, teman, maupun internet. “Ada beberapa yang dapat digunakan sebagai pertimbangan ketika akan memilih suatu perguruan tinggi, antara lain bidang studi, jurusan, biaya, reputasi perguruan tinggi yang bersangkutan, status akreditasi, fasilitas pendidikan yang tersedia dan yang terpenting minat dan kemampuan,” ujar Dekan Fakultas Psikologi UMA ini.
Sumber: http://www.harian-global.com/
0 komentar:
Posting Komentar