Gaya Arsitektur 
Maskipun demikian terdapat beberapa pengecualian dalam pengelompokkan  langgam candi ini. Sebagai contoh candi Penataran, Jawi, Jago, Kidal,  dan candi Singhasari jelas masuk dalam kelompok langgam Jawa Timur, akan  tetapi bahan bangunannya adalah batu andesit, sama dengan ciri candi  langgam Jawa Tengah; dikontraskan dengan reruntuhan Trowulan  seperti candi Brahu, serta candi Majapahit lainnya seperti Jabung dan  Pari yang berbahan bata merah. Bentuk candi Prambanan adalah ramping  serupa candi Jawa Timur, tapi susunan dan bentuk atapnya adalah langgam  Jawa Tengahan. Lokasi candi juga tidak menjamin kelompok langgamnya,  misalnya Candi Badut  terletak di Malang, Jawa Timur, akan tetapi candi ini berlanggam Jawa  Tengah yang berasal dari kurun waktu yang lebih tua di abad ke-8 masehi.
Bahkan dalam kelompok langgam Jawa Tengahan terdapat perbedaan  tersendiri dan terbagi lebih lanjut antara langgam Jawa Tengah Utara  (misalnya kelompok Candi Dieng) dengan Jawa Tengah Selatan (misalnya  kelompok Candi Sewu). Candi Jawa Tengah Utara ukirannya lebih sederhana,  bangunannya lebih kecil, dan kelompok candinya lebih sedikit; sedangkan  langgam candi Jawa Tengah Selatan ukirannya lebih raya dan mewah,  bangunannya lebih megah, serta candi dalam kompleksnya lebih banyak  dengan tata letak yang teratur.
Sumber: Wikipedia.org
Pembangunan candi dibuat berdasarkan beberapa ketentuan yang terdapat dalam suatu kitab Vastusastra atau Silpasastra yang dikerjakan oleh silpin  yaitu seniman yang membuat candi (arsitek zaman dahulu). Salah satu  bagian dari kitab Vastusastra adalah Manasara yang berasal dari India  Selatan, yang tidak hanya berisi patokan-patokan membuat kuil beserta  seluruh komponennya saja, melainkan juga arsitektur profan, bentuk kota,  desa, benteng, penempatan kuil-kuil di kompleks kota/desa, dll.  Beberapa ketentuan dari kitab selain Manasara namun sangat penting di  Indonesia adalah syarat bahwa bangunan suci sebaiknya didirikan di dekat  air, baik air sungai (terutama di dekat pertemuan 2 buah sungai, danau,  laut, bahkan kalau tidak ada harus dibuat kolam buatan atau meletakkan  sebuah jambangan berisi air di dekat pintu masuk bangunan suci tersebut.  Selain di dekat air, tempat terbaik mendirikan sebuah candi yaitu di  puncak bukit, di lereng gunung, di hutan, di lembah,dsb. Seperti kita  ketahui, candi-candi pada umumnya didirikan di dekat sungai, bahkan  candi Borobudur terletak di dekat pertemuan sungai Opak dan sungai  Progo.
Bahan-bahan untuk membuat candi:
- Batu Andesit
- Batu putih (tuff), seperti di C.Ratu Boko, Jateng
- Bata Merah
Macam-macam denah candi:
- denah bujur sangkar
- denah persegi panjang
- denah lingkaran
Perbandingan
Soekmono, seorang  arkeolog terkemuka di Indonesia, mengidentifikasi perbedaan gaya  arsitektur (langgam) antara candi Jawa tengah dengan candi Jawa Timur.  Langgam Jawa Tengahan umumnya adalah candi yang berasal dari sebelum  tahun 1.000 masehi, sedangkan langgam Jawa Timuran umumnya adalah candi  yang berasal dari sesudah tahun 1.000 masehi. Candi-candi di Sumatera  dan Bali, karena kemiripannya dikelompokkan ke dalam langgam Jawa Timur.
|  | 
| Candi Pawon contoh Langgam Jawa Tengah. | 
|  | 
| Bajang ratu, contoh langgam Jawa Timur | 
Pada kurun akhir Majapahit, gaya arsitektur candi ditandai dengan  kembalinya unsur-unsur langgam asli Nusantara bangsa Austronesia,  seperti kembalinya bentuk punden berundak. Bentuk bangunan seperti ini tampak jelas pad Candi Sukuh dan Candi Cetho di lereng gunung Lawu, selain itu beberapa bangunan suci di lereng Gunung Penanggungan juga menampilkan ciri-ciri piramida berundak mirip bangunan piramida Amerika Tengah.
Sumber: Wikipedia.org
 
mksh... artikelnya bagus.... :D
BalasHapustrim's kunjungannya
BalasHapus